Senin, 20 September 2010
Beginilah suasana waktu anggota DPR keluar dari tempat parkir selesai rapat
Kendaraan dinas para pejabat mengantre untuk meninggalkan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, usai menghadiri sidang bersama DPR – DPD, Senin (16/8). FOTO ANTARA/Ismar Patrizki.
Ayo, siapa yang mau menghitung kendaraan dinas di atas? Berapa jumlahnya? Berapa jumpah bannya? Berapa sopirnya? Berapa operasionalnya setiap bulan? Kira-kira ada tukang parkir tidak ya, di situ? Berapa gaji tukang parkirnya? Atau, jangan-jangan security-nya ditugasi jadi tukang parkir sekalian? Biar irit dan tidak mengeluarkan uang lagi. Menurut teman-teman, jika dibelikan beras untuk fakir miskin dapat berapa ton? Kira-kira bisa menghidupi berapa fakirminkin dalam sebulan?
Entah mengapa, aku tiba-tiba ingin sekali memikirkan itu semua, saat melihat gambar mobil pejabat yang sedang mengantri, meninggalkan Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta ini. Seperti nuraniku mulai rusak dengan iri dengki. Aku sedang membayangkan saudara-saudara kita yang bekerja dengan resiko besar, seperti tukang sampah, yang setiap hari berkubang dengan hama penyakit dari sampah membusuk. Apakah mereka mendapatkan jaminan kesehatan, seperti para pejabat yang setiap bulan mendapat tunjangan kesehatan, meskipun tidak pernah sakit?
Aku benar-benar iri dan dengki dengan para pejabat yang setiap hari entah bekerja atau tidak selalu berada di tempat yang nyaman sekali, tidur di rumah mewah atau hotel yang didinginkan dengan AC. Aku tidak mengerti, mengapa nuraniku begitu sesat, sehingga memunculkan iri dan dengki ini. Semoga Allah swt. mengampuniku.
Melalui tulisan ini, aku ingin bertanya kepada teman-teman semua. Apakah kalian juga memiliki perasaan iri dan dengki dengan mereka, para pejabat itu?
Indonesia benar2 RUSAKK GANNN....!!!!!
Kendaraan dinas para pejabat mengantre untuk meninggalkan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, usai menghadiri sidang bersama DPR – DPD, Senin (16/8). FOTO ANTARA/Ismar Patrizki.
Ayo, siapa yang mau menghitung kendaraan dinas di atas? Berapa jumlahnya? Berapa jumpah bannya? Berapa sopirnya? Berapa operasionalnya setiap bulan? Kira-kira ada tukang parkir tidak ya, di situ? Berapa gaji tukang parkirnya? Atau, jangan-jangan security-nya ditugasi jadi tukang parkir sekalian? Biar irit dan tidak mengeluarkan uang lagi. Menurut teman-teman, jika dibelikan beras untuk fakir miskin dapat berapa ton? Kira-kira bisa menghidupi berapa fakirminkin dalam sebulan?
Entah mengapa, aku tiba-tiba ingin sekali memikirkan itu semua, saat melihat gambar mobil pejabat yang sedang mengantri, meninggalkan Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta ini. Seperti nuraniku mulai rusak dengan iri dengki. Aku sedang membayangkan saudara-saudara kita yang bekerja dengan resiko besar, seperti tukang sampah, yang setiap hari berkubang dengan hama penyakit dari sampah membusuk. Apakah mereka mendapatkan jaminan kesehatan, seperti para pejabat yang setiap bulan mendapat tunjangan kesehatan, meskipun tidak pernah sakit?
Aku benar-benar iri dan dengki dengan para pejabat yang setiap hari entah bekerja atau tidak selalu berada di tempat yang nyaman sekali, tidur di rumah mewah atau hotel yang didinginkan dengan AC. Aku tidak mengerti, mengapa nuraniku begitu sesat, sehingga memunculkan iri dan dengki ini. Semoga Allah swt. mengampuniku.
Melalui tulisan ini, aku ingin bertanya kepada teman-teman semua. Apakah kalian juga memiliki perasaan iri dan dengki dengan mereka, para pejabat itu?
Indonesia benar2 RUSAKK GANNN....!!!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Chating Area
Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
About this blog
About
Introduction
Labels
- wawasan (1)
ADS 125x125
Halaman
Labels
- wawasan (1)
About Me
- yusuf.setiawan
- "Apa yang bisa diperbuat musuh padaku !!!! taman dan kebun (surga)ku ada di dadaku, Kemanapun ku pergi, ia selalu bersamaku dan tiada pernah tinggalkan aku. Terpenjaraku adalah khalwat, pembunuhanku adalah mati syahid. Terusirku dari negeriku adalah berjihad...
0 komentar:
Posting Komentar